11.17.2012

What is Flavor …?



The most important consideration when choosing something to eat is the favor of the food. Flavor is an attribute of a food that includes its appearance, smell, taste, feel in the mouth, texture, temperature, and even the sounds made when it is chewed. Flavor is a combination of all five sense: taste, smell, touch, sight, and sound. From birth, we have the ability to smell and taste. Most of what we call taste is really smell, a fact we realize when a cold hits our nasal passages. Even though the taste buds are working fine, the smell cell are not, and this dull much of food’s flavor.

Taste comes from 10,000 taste buds-clusters of cells that resemble the sections of an orange. Taste buds, found on the tongue, cheeks, throat, and roof of the mouth, house 60 to 100 receptor cells each. The body regenerates taste buds about every three days. They are most numerous in children under age six, and this may explain why youngsters are such picky eaters.
These taste cells bind food molecules dissolved in saliva and alert the brain to interpret them. Although the tongue often is depicted as having regions that specialize in particular taste sensations-for example, the tip is said to detect sweetness-researchers know that taste buds for each sensation (sweet, salty, sour, bitter, and umami) are actually scattered around the tongue. In fact, single taste bud can have receptors for all five sensations. We also know that the back of the tongue is more sensitive to bitter and that food temperature influences taste.
Umami, the fifth basic taste, differ from the traditional sweet, sour, salty, and bitter tastes by providing a savory, sometimes meaty sensation. Umami is Japanese word and the taste is evident in many Japanese ingredients and flavoring, such as seaweed, dashi stock, and mushrooms, as well as other foods. The umami taste receptor is every sensitive to glutamate, which occurs naturally in food such as meat, fish, and milk, and it is often added to processed foods in the form of the flavor enhancer monosodium glutamate (MSG). despite the frequent description of umami as meaty, many foods, including mushrooms, tomatoes, and parmesan cheese, have a higher level of glutamate than an equal amount of beef or pork. This explains why foods that are cooked with mushrooms or tomatoes seem to have a fuller, rounder taste than when cooked alone.
If you could taste only sweet, salty, sour, bitter, and umami, how could you taste the flavor of cinnamon, chicken, or any other food? This is where smell comes in. your ability to identify the flavors of specific foods requires smell.
The ability to detect the strong scent of a fish market, the antiseptic odor of a hospital, the aroma of a ripe melon, and thousands of other smells is possible thanks to a yellowish patch of tissue the size of a quarter high up in your nose. This patch is actually a layer of 12 million specialized cell, each sporting 10 to 20 hairlike growths called cilia that bid with the smell and send message to the brain. Of course, if you have a bad cold and mucus clogs up your nose, you lose some sense of smell and taste. Our sense of smell may not be as refined as that  of dogs, which have billions of olfactory cells, but we can distinguish among about 10,000 scents.
You can smell foods in two ways. If you smell coffee brewing while you are getting dressed, you smell it directly through your nose. But if you are drinking coffee, the smell of coffee goes to the back of your mouth and then up into your nose. To some extent, what  you smell (or taste) is determined by your genetics and also your age.
All foods have texture, a natural texture granted by Mother Nature. It may be coarse or fine, rough or smooth, tender or tough. Whichever the texture, it influences whether you like the food. The natural texture of a food may not be the most desirable texture for a finished dish, and so a cook may create different texture. For example, a fresh apple may be too crunchy to serve at dinner, and so it is backed or sautéed for a softer texture. Or a cream soup may be too him, and so a thickening agent is used to increase the viscosity of the soup or, simply stated, make it harder to pour.
Food appearance or presentation strongly influences which foods you choose to eat. Eye appeal is the purpose of food presentation, whether the food is hot or cold. It is especially important for cold foods because they lack the come-on of an appetizing aroma. Just the sight of something delicious to eat can start your digestive juices flowing.


Diet dan Hepatitis, Apa Hubungannya…….?


Manusia membutuhkan makanan untuk dapat hidup. Makanan yang masuk ke dalam tubuh tidak dapat langsung digunakan oleh tubuh, tetapi makanan yang masuk harus menjalani proses pencernaan terlebih dahulu. Proses pencernaan sendiri melibatkan organ-organ pencernaan untuk bisa mencerna, salah satunya adalah hati. Kebanyakan orang tidak mengetahui peranan penting hati dalam proses pencernaan. Oleh karena itu, kali ini kita akan membahas sedikit tentang hati dan penyakit yang sering menyertainya. Check it out….

Hati adalah salah satu alat tubuh penting yang berperan dalam metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Sebagian besar hasil pencernaan setelah diabsorbsi, langsung dibawa ke hati untuk disimpan atau diubah menjadi bentuk lain dan diangkut ke bagian tubuh yang memerlukan. Hati juga merupakan tempat penyimpanan mineral berupa zat besi dan tembaga yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah serta vitamin-vitamin larut lemak A, D, E, dan K. Selain itu, hati juga mengatur volume dan sirkulasi darah serta berperan dalam detoksifikasi obat-obatan dan racun-racun.

Bila saluran pencernaan makanan atau hati (hepar) terganggu oleh penyakit, proses pengolahan zat-zat makanan di dalam tubuh pun akan mengalami hambatan. Dua jenis penyakit hati yang sering ditemukan adalah hepatitis dan sirosis hati. Hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan oleh keracunan toksin tertentu atau karena infeksi virus. Penyakit ini sering disertai dengan anoreksia, demam, rasa mual dan muntah, serta jandice (kuning).
Hepatitis terjadi dari yang asimptomatik sampai dengan timbunya sakit dengan gejala ringan. Sebenarnya sel hati mengalami regenerasi secara lengkap dalam 2 sampai 3 bulan. Beberapa penderita sering mengabaikan penyakit hepatitis yag dideritanya karena dalam waktu tertentu seolah kondisi tubuh terasa membaik. Padahal sebenarnya serangan penyakit tersebut masih terus berlangsung sehingga mereka menganggap bahwa kondisinya yang tampak membaik tidak perlu mendapat pengobatan lebih lanjut untuk menangani gangguan yang masih terus berjalan. Akhirnya, hati gagal menjalankan fungsinya dan penderita akan meninggal, duh ngeri…...
Dalam hal ini, pengaturan menu makanan bagi penderita gangguan hati memegang peranan penting dalam proses penyembuhan, selain pengobatan tentunya…. Bentuk, jenis, jumlah, dan jadwal pemberian makanan perlu diatur. Tujuan untuk diet pada penderita hepatitis adalah membantu mempertahankan kondisi penderita dan meningkatkan asupan gizi penderita. Melalui perencanaan menu secara tepat, pemulihan fungsi hati dan proses penyembuhannya dapat berjalan lancar. Persyaratan umum diet untuk hepatitis harus terdiri dari bahan yang memiliki kandungan energi cukup tinggi, mengandung karbohidrat, kandungan lemaknya sedang, tidak menggunakan bumbu yang bersifat merangsang, serta jumlah protein yang harus sesuai dengan kondisi penderita. Diet untuk penderita hepatitis dibedakan menjadi empat jenis. Setiap jenis diet yang diberikan disesuaikan dengan kondisi penderita.
Penderita hepatitis akut yang kesadarannya menurun, namun masih dapat makan, menu diet yang diberikan biasanya tidak mengandung protein, melainkan terdiri dari makanan berkarbohidrat sederhana, seperti sari buah, sirup, atau teh manis. Hal ini agar tidak memberatkan kerja hati yang sedang mengalami kerusakan. Kebayangkan seperti orang yang lagi sakit terus disuruh kerja ini, itu, dan seterusnya, padahal seharusnya orang yang sakit harus beristirahat ditempat tidur, nah ini juga sama dengan hati yang sedang mengalami kerusakan supaya bisa istirahat. Menu yang diberikan pada diet ini sebenarnya kurang memenuhi zat-zat gizi lain, oleh karena itu biasanya penderita harus diberikan pemenuhan gizi lewat cara yang lain yaitu, lewat pemberian nutrisi parenteral atau lebih kita kenal infuse.
Beda lagi dengan penderita hepatitis yang telah melewati fase akut dan nafsu makannya telah membaik. Penderita ini biasanya diberikan diet dengan jumlah protein yang harus dibatasi yaitu 0,5 g/kg berat badan atau kurang lebih 30 g/hari. Selain itu, bahan makanan yang mengandung lemak dapat diberikan sepanjang penderita tidak merasa mual. Semua bahan makanan yang diberikan harus mudah dicerna, misalnya dalam bentuk cincang atau lunak.
Bagi penderita yang telah pulih nafsu makannya. Dalam kondisi ini pemberian protein dapat ditingkatkan menjadi 1 g/kg berat badan. Ketentuan lain mengenai penyusunan menu diet ini sama dengan diet hati yang kedua di atas. Namun, bentuk makanan yang diberikan tergantung kesanggupan penderita. Sedangkan pada pasien atau penderita yang berada dalam tahap penyembuhan, menu yang diberikan harus memiliki energi dan protein tinggi. Ini berguna untuk mengejar ketertinggalan kecukupan gizi selama sakit dan mengganti jaringan-jaringan yang rusak dalam kata lain biar cepet sembuh dan bisa beraktivitas seperti layaknya orang sehat. Pada penderita ini, jumlah minimal pemberian protein adalah 2 g/kg berat badan, konsumsi lemak tetap harus dibatasi sekitar 20-50 g/hari, serta vitamin dan mineral yang diberikan secukupnya.

Mudah-mudahan info ini bermanfaat for you guys……..

Buang Angin…?


Buang angin merupakan aktivitas sangat umum, menyehatkan, bahkan sangat diperlukan pada kondisi tertentu. Namun, apabila buang angin sampai mengeluarkan suara dan bau tidak sedap apalagi ditengah orang Anda akan merasa sangat malu.

Buang angin merupakan kegiatan yang wajar terjadi karena konsumsi makanan yang menimbulkan pembentukan gas berlebihan di dalam tubuh. Sedangkan aroma tak sedap yang keluar saat seseorang buang angin, bisa disebabkan sejumlah faktor. Salah satunya karena sisa makanan terlalu lama tersimpan di usus besar, yang pada gilirannya menghasilkan gas berbau busuk.

Tapi jangan khawatir, masih ada cara jitu untuk mengatasi bau tak sedap saat buang angin, dikutip dari Times Of India.
  1. Batasi konsumsi makanan yang tinggi kadar lemak. Makanan tinggi lemak menghasilkan sejumlah besar karbondioksida dan beberapa di antaranya akan dikeluarkan tubuh dalam bentuk gas.
  2. Kelebihan karbohidrat dalam diet seseorang dapat menyebabkan masalah gas.
  3. Mengurangi jumlah udara yang Anda telan. Hindari berbicara dan tertawa sambil makan, karena perilaku seperti ini mengakibatkan menelan udara berlebihan. Makan dan minum perlahan dan mengunyah makanan Anda dengan baik.
  4. Mengunyah permen karet dan merokok menyebabkan udara yang Anda hirup juga menjadi berlebihan. Akumulasi udara ini menyebabkan kembung, membuat perut tertekan, dan menimbulkan gas.
  5. Hindari konsumsi makanan pedas karena mereka bisa meningkatkan debit asam lambung yang dapat menimbulkan iritasi.
  6. Kelebihan konsumsi minuman yang bersifat asam juga perlu dihindari, seperti teh, kopi, minuman bersoda, dan alkohol. Ini cenderung menyebabkan iritasi pada saluran gastro-intestinal. Juga, kurangi kebiasaan minum dengan menggunakan sedotan. Cara ini bisa menyebabkan udara lebih banyak masuk ke dalam saluran pencernaan.
  7. Kurangi makanan yang menimbulkan gas, seperti kacang-kacangan, kembang kol, kubis, brokoli, kacang, dan pisang.
  8. Jangan makan tiga kali makan besar di siang hari. Sebaliknya makan lima makanan kecil.
  9. Setelah makan ada baiknya Anda berjalan-jalan atau melakukan aktivitas seperti menaiki tangga agar kalori terbakar dan tidak menumpuk dalam perut. Aktivitas fisik membantu pencernaan bekerja lebih baik.

Pengertian Kegemukan dan Obesitas


Meskipun jumlah orang yang menjalani diet atau melakukan senam kebugaran terus bertambah, jumlah penderita kegemukan terus meningkat. Banyak orang, walaupun sudah berusaha keras, tidak mencapai berat tubuh yang diharapkan. Atau sebagian pelaku diet ‘mendapatkan’ kembali berat tubuhnya yang hilang setelah beberapa bulan. Pertanyaannya adalah “dapatkah menurunkan berat badan menjadi ideal semudah mengucapkannya?”

Kegemukan dan obesitas dapat terjadi pada berbagai kelompok usia dan jenis kelamin. Misalnya, Juvenil obesity yaitu obesitas yang terjadi pada usia muda (anak-anak). Orang yang menderita kegemukan pada usia muda memiliki risiko lebih tinggi menderita obesitas pada saat usia dewasa dibandingkan dengan orang yang memiliki berat tubuh normal. Sementara itu, wanita, terutama pada pasca menopause, memiliki resiko obesitas tiga kali lebih tinggi daripada pria.
Orang seringkali menyamakan pengertian kegemukan (over weight) dengan obesitas. Padahal keduannya merupakan dua hal yang berbeda walaupun sama-sama menggambarkan kelebihan berat badan. Kegemukan adalah kondisi berat tubuh yang melebihi berat tubuh normal. Sementara obesitas adalah kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbunnya lemak, untuk pria dan wanita masing-masing melebihi 20% dan 25% dari berat tubuh.
Berdasarkan distribusi lemak di  dalam tubuh, ada dua jenis bentuk tubuh. Bentuk tubuh android (bentuk apel) adalah bentuk tubuh yang dihasilkan oleh timbunan lemak pada pinggang, rongga perut (viseral) dan bagian atas perut. Bentuk tubuh android lazim ditemukan pada pria. Timbunan lemak di bagian perut dapat mengakibatkan obesitas abdominal atau obesitas sentral. Bentuk yang kedua adalah gyneoid (bentuk pir), yaitu bentuk tubuh akibat tumpukan lemak di bagian bawah perut seperti pinggul, pantat, dan paha. Bentuk tubuh ini umumnya dialami oleh wanita.
Selain itu juga dikenal obesitas hipertropik (hypertrophic obesity) yang diakibatkan oleh meningkatnya kandungan lipid adiposit. Obesitas hipertronik umumnya terjadi pada orang dewasa. Sementara obesitas hiperplastik-hipertropik (hyperplastic-hypertrophyc obesity) terjadi akibat meningkatnya jumlah sel lemak dan kandungan lipid sel lemak. Obesitas jenis ini umumnya dialami oleh orang yang sejak usia muda sudah gemuk. Obesitas anak-anak (juvenil obesity) adalah hiperplastik (bertambahnya jumlah sel).
Tingkat kegemukan atau obesitas dapat diketahui dengan menghitung indeks massa tubuh (body mass index). Indeks masa tubuh (IMT) dihitung berdasarkan membagi berat tubuh (kg) dengan kuadrat tinggi tubuh (m).
Meskipun jumlah orang yang menjalani diet atau melakukan senam kebugaran terus bertambah, jumlah penderita kegemukan terus meningkat. Banyak orang, walaupun sudah berusaha keras, tidak mencapai berat tubuh yang diharapkan. Atau sebagian pelaku diet ‘mendapatkan’ kembali berat tubuhnya yang hilang setelah beberapa bulan. Pertanyaannya adalah “dapatkah menurunkan berat badan menjadi ideal semudah mengucapkannya?”
Kegemukan dan obesitas dapat terjadi pada berbagai kelompok usia dan jenis kelamin. Misalnya, Juvenil obesity yaitu obesitas yang terjadi pada usia muda (anak-anak). Orang yang menderita kegemukan pada usia muda memiliki risiko lebih tinggi menderita obesitas pada saat usia dewasa dibandingkan dengan orang yang memiliki berat tubuh normal. Sementara itu, wanita, terutama pada pasca menopause, memiliki resiko obesitas tiga kali lebih tinggi daripada pria.
Orang seringkali menyamakan pengertian kegemukan (over weight) dengan obesitas. Padahal keduannya merupakan dua hal yang berbeda walaupun sama-sama menggambarkan kelebihan berat badan. Kegemukan adalah kondisi berat tubuh yang melebihi berat tubuh normal. Sementara obesitas adalah kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbunnya lemak, untuk pria dan wanita masing-masing melebihi 20% dan 25% dari berat tubuh.
Berdasarkan distribusi lemak di  dalam tubuh, ada dua jenis bentuk tubuh. Bentuk tubuh android (bentuk apel) adalah bentuk tubuh yang dihasilkan oleh timbunan lemak pada pinggang, rongga perut (viseral) dan bagian atas perut. Bentuk tubuh android lazim ditemukan pada pria. Timbunan lemak di bagian perut dapat mengakibatkan obesitas abdominal atau obesitas sentral. Bentuk yang kedua adalah gyneoid (bentuk pir), yaitu bentuk tubuh akibat tumpukan lemak di bagian bawah perut seperti pinggul, pantat, dan paha. Bentuk tubuh ini umumnya dialami oleh wanita.
Selain itu juga dikenal obesitas hipertropik (hypertrophic obesity) yang diakibatkan oleh meningkatnya kandungan lipid adiposit. Obesitas hipertronik umumnya terjadi pada orang dewasa. Sementara obesitas hiperplastik-hipertropik (hyperplastic-hypertrophyc obesity) terjadi akibat meningkatnya jumlah sel lemak dan kandungan lipid sel lemak. Obesitas jenis ini umumnya dialami oleh orang yang sejak usia muda sudah gemuk. Obesitas anak-anak (juvenil obesity) adalah hiperplastik (bertambahnya jumlah sel).
Tingkat kegemukan atau obesitas dapat diketahui dengan menghitung indeks massa tubuh (body mass index). Indeks masa tubuh (IMT) dihitung berdasarkan membagi berat tubuh (kg) dengan kuadrat tinggi tubuh (m).
Badan kesehatan dunia (WHO) pada tahun 2000 telah mengeluarkan klasifikasi/kategori IMT yang cocok untuk masyarakat Asia.

Tabel klasifikasi IMT menurut WHO tahun 2000

Sumber: WHO, 2000
Untuk praktisnya, kriteria IMT adalah kurus (IMT<18), normal (IMT=18-25), gemuk sehat (IMT=25-30), dan gemuk tidak sehat atau obesitas (IMT>30).




11.16.2012

JUQUEEN Si Komputer Super

Saat ini, terdapat 500 komputer tercepat di dunia. Salah satunya adalah JUQUEEN yang menempati peringkat kelima super komputer Raksasa. Jülich ini kecepatannya setara dengan 100.000 desktop PC. Luar biasa bukan!

Gambar Super Komputer JUQUEEN


Prof. Thomas Lippert, Direktur Jülich Supercomputing Centre mengatakan bahwa komputer ini merupakan mesin yang dapat dipakai secara optimal oleh para ilmuwan dan merupakan komputer tercepat di Eropa. Pendahulu dari JUQUEEN adalah JUGENE 2009. JUGENE 2009 mampu melakukan satu triliun hitungan per detik sedangkan,  Juqueen mampu melakukan lima triliun hitungan per detik. Berdeda dari pendahulunya, JUQUEEN  mengikuti tren komputer yang  menuju ke arah alat yang lebih kecil dan lebih cepat. JUQUEEN memiliki bentuk  30 persen lebih kecil ketimbang JUGENE. Alasannya adalah prosesor yang lebih kecil dan efisiensi energi yang lebih baik.
Titik berat pada JUQUEEN adalah teknologi energi, prakiraan cuaca, perkembangan iklim dan cuaca, serta penelitian medis. Sehingga JUQUEEN diharapkan dapat membantu para dokter dan ilmuwan misalnya dalam memvisualisasikan penyakit otak. Terobosan-terobosan baru di bidang penelitian material juga dapat dihasilkan dengan JUQUEEN ini. Hal yang sama pula untuk bidang simulasi astronomi dan fisika partikel.
Para ilmuwan bisa meminjam supercomputer di Jülich untuk percobaan atau proyek penelitian mereka. Syaratnya adalah cuma harus mengajukan permohonan ilmiah dan harus mendapat persetujuan. Prosesnya memang agak rumit, namun  ilmuwan-ilmuwan yang akan menggunakannya tidak harus dikenai biaya apapun jika memakai JUQUEEN.
Supercomputer JUQUEEN memiliki kapasitas lima Petaflops (lima triliun hitungan per detik) tidak seperti tiga tahun yang lalu kapasitasnya masih satu Petaflop. Kedepan, Supercomputer JUQUEEN ini diharapkan dapat mencapai Sasaran 50 sampai 100 Petaflops dalam dua tahun. Di Amerika penelitian di bidang ini sudah sangat maju. Sampai akhir dekade ini, kapasitas sebuah supercomputer bahkan bisa mencapai 500 sampai 1000 Petaflops. Pada dasarnya peningkatan kapasitas bisa tercapai. Tapi yang harus dipahami adalah peningkatan kapasitas melalui komputasi paralel bukan sasaran yang tepat.